Sosok Teladan Ayah Ada di Diri Rasulullah

Bagikan

Sebagai seorang ayah bagi anak-anaknya sekaligus suami bagi para istrinya, banyak perangai Rasulullah yang bisa menjadi teladan bagi setiap Ayah di manapun.

Padahal Rasulullah adalah seorang yang sibuk mengurus pemerintahan, memimpin pasukan, menegakkan hukum, bernegosiasi dengan delegasi, mengajar para sahabat, menerima wahyu, dan mendakwahkan Islam, bahkan mengirim surat kepada para raja dan pemimpin dunia.

Namun, dari semua kesibukannya, Rasul ternyata seorang yang bertanggung jawab dan penuh perhatian kepada keluarga, kepada anak-istri, cucu, bahkan anak-anak di sekitarnya.

Beliau sosok pelindung dan seorang yang lemah-lembut terhadap keluarga. Hal itu seperti yang diakuinya dalam salah satu hadits:

“Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik kepada keluarga” (HR al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban).

Rasulullah dikenal juga sosok penyayang dan ramah kepada anak-anak. Hal ini diakui langsung oleh Anas ibn Malik yang kesehariannya lebih banyak bersama beliau,

“Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih sayang kepada keluarga selain Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.”

Keakraban beliau kepada mereka terlihat jelas dalam berbagai kesempatan. Pernah pada suatu ketika, beliau mencium salah seorang cucunya, al-Hasan ibn ‘Ali. Kejadian itu disaksikan langsung oleh al-Aqra‘ ibn Habis. Al-Aqra‘ pun berkomentar,

“Aku memiliki sepuluh orang anak, tapi tak ada satu pun yang biasa kucium.” Rasulullah menoleh ke arahnya dan menjawab,
”Siapa yang tak sayang, maka tak disayang,” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Mungkin al-Aqra‘ menduga bahwa laki-laki yang berkarakter kuat adalah mereka yang tak dekat dengan anak-anak. Namun, Rasulullah dengan tegas menepis dugaan itu, sehingga spontan melontarkan jawaban,

“Siapa yang tak sayang, maka tak disayang.” Jawaban itu jelas menunjukkan sikap beliau yang sangat luhur, penyayang, ramah anak, dan tentunya sangat layak diteladani para ayah.

Keluhuran, ketawadukan, dan kerendahan hati Rasulullah benar-benar tak bisa dibandingkan dengan siapa pun. Karena keluhurannya beliau tak sungkan membaur dan bergaul dengan anak kecil. Pernah suatu saat beliau menghibur anak Ummu Sulaim bernama Abu ‘Umair yang menangis karena kematian burung kesayangannya.

Bentuk lain kasih sayang dan kelembutan Rasulullah kepada anak-anak adalah tidak membebani mereka di luar kemampuannya.

Disebutkan, pada saat perang Uhud, beliau kedatangan sejumlah anak yang ingin ikut berperang. Namun, beliau menolak karena mereka masih kecil. Mereka adalah ‘Abdullah ibn ‘Umar ibn al-Khathab, Usamah ibn Zayd, Usaid ibn Zhuhair, Zayd ibn Tsabit, Zayd ibn Arqam, ‘Arabah ibn Aus, ‘Amr ibn Hazm, Abu Sa‘id al-Khudri, dan Sa‘d ibn Habah.